Arab Saudi Disebut Bakal Izinkan Bikini hingga Alkohol Dijual Bebas, Alasannya?

Arab Saudi berencana melonggarkan larangan terhadap alkohol dengan menawarkan minuman keras di sebuah resor baru di pulau Sindalah. Resor ini dijadwalkan akan mulai beroperasi tahun depan.

Dilansir dari Situs berita no 1, Rabu, 21 September 2022, Arab Saudi berencana mengizinkan resor itu untuk menyajikan wine, cocktails serta sampanye. Jika berjalan sesuai rencana, ini akan menjadi pertama kalinya alkohol diizinkan dijual di negara yang menerapkan syariat islam tersebut. Sebelumnya Arab Saudi melarang kepemilikan atau penjualan alkohol. Hukumannya dari penjara, denda atau bahkan cambuk.

Resor yang berlokasi di pulau Sindalah itu merupakan bagian dari megacity Laut Merah Neom. Resor ini merupakan bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi negara yang bergantung pada minyak.

Menurut dokumen perencanaan yang dirilis Januari 2022 lalu, Arab Saudi berencana pula mengizinkan toko-toko ritel menjual wine secara terbuka dan mencolok di kota. Di resor tersebut juga akan ada marina dan lapangan golf.

Terdapat sejumlah dokumentasi yang menunjukkan seorang bartender menuangkan cocktail di botol vodka, wiski, dan wine. Para tamu terlihat menikmati botol sampanye dingin. Gambar lain menunjukkan wanita berbikini dan pria bertelanjang dada, pemandangan yang tidak biasa di negara konservatif yang menganut syariat islam.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa Sindalah akan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia. Menurut beberapa sumber yang mengetahui proyek ini, meskipun kata alkohol tidak disebutkan dalam dokumen perencanaan, Sindalah akan menawarkan minuman beralkohol.

Pangeran Mohammed bin Salman atau Pangeran MBS, membawa reformasi ekonomi dan budaya yang sebagian bertujuan menarik turis asing dan pebisnis untuk tinggal di negara itu. Neom merupakan bagian dari strategi pariwisata senilai US$ 1 triliun atau setara dengan Rp 14.968 triliun.

Neom merupakan bagian dari visi Saudi 2030 sebagai negara tujuan global teratas dan menciptakan sektor industri baru sebagai alternatif minyak. Namun, belum bisa dipastikan resor Neom akan dibuka dengan menu minuman beralkohol.


Sebagai rumah bagi situs paling suci umat Islam di Mekkah dan Madinah, terbitnya izin alkohol di Arab Saudi akan menghadapi risiko serangan balasan dari negara-negara Muslim lainnya. Belum ada klarifikasi dari pejabat pemerintah Saudi. Namun selama beberapa bulan terakhir pejabat Saudi telah memberikan pesan yang beragam tentang penjualan alkohol.

Dalam sebuah wawancara pada Mei lalu, kepala pariwisata Neom Andrew McEvoy mengatakan kepada surat kabar Nasional Abu Dhabi bahwa dalam mencoba menarik orang untuk tinggal dan bekerja di proyek tersebut, “alkohol jelas tidak boleh diabaikan.”

Namun, pemerintah Saudi kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Neom akan berada di bawah hukum berdaulat yang sama dengan negara lain, tetapi memiliki aturan ekonomi khusus.

Pada panel diskusi selama Forum Ekonomi Dunia pada bulan Mei lalu, Putri Arab Saudi Haifa binti Mohammed al-Saud ditanya tentang penjualan alkohol. “Jawaban singkatnya adalah kita akan melanjutkan undang-undang kita saat ini.”

Pangeran MBS telah melonggarkan beberapa undang-undang moralitas dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengizinkan perempuan mengemudi, membuka kembali bioskop, dan mengizinkan perempuan dan laki-laki bersama secara bebas.